PENGANTAR
Dua
cara berkomunikasi:
1.
Secara Verbal
Dilakukan
dengan menggunakan
alat/media
bahasa:
• Lisan
• Tulis
2.
Secara Non verbal
Dilakukan
dengan menggunakan media
selain
bahasa:
• Simbol (tanda lalin)
• Isyarat (lambaian tangan)
• Kode (morse)
• Bunyi-bunyian
(sirine, kentongan)
FUNGSI
BAHASA
-Bahasa
berfungsi sebagai alat: -berkomunikasi
-mengekspresikan
diri -berintegrasi
& beradaptasi sosial
-kontrol social
RAGAM
DAN LARAS BAHASA
RAGAM
BAHASA
Ragam
bahasa yaitu variasi bahasa yang terjadi karena pemakaian bahasa
Ragam
bahasa dapat dibedakan
menjadi
5 :
Berdasar
media Pengantarnya
-Ragam
lisan
-Ragam
tulis
-Ragam
formal
-Ragam
semiformal
-Ragam nonformal
Contoh:
Ragam formal
Saya, Anda, Saudara, Bapak, Ibu,
Saudara.
Ragam semiformal
Aku, Kamu, Bung, Mas, Dik, Mbak
Ragam nonformal
Gue, Ane, Lu, Neng, Situ
LARAS
BAHASA
Laras
bahasa yaitu kesesuaian bahasa yang dipakai dengan fungsi pemakai.
bahasa
dengan ciri tertentu yang dipakai (difungsikan) untuk
keperluan tertentu.
Macam-macam
laras bahasa:
-Laras
ilmiah
-Laras
sastra (puisi, cerpen, novel,
dll.)
-Laras
jurnalistik (berita, editorial,
-iklan,
dll.)
-Laras
hukum
-Laras
kedokteran
-dll.
Ciri Bahasa Indonesia dalam
Penulisan Karya Ilmiah:
1. Menggunakan ragam formal
2. Menggunakan kalimat efektif,
ciri-ciri:
a. Bentuk gramatikal singkat
b. Menghindari bentuk berlebihan
c. Ada kesepadanan antara
struktur
gramatik dengan alur pikir
3. Menghindari makna ambigu
(ganda)
Penulisan Karya Ilmiah:
4. Menggunakan kata/istilah yang
bermakna lugas
menghindari
makna kias
5. Menghindari penonjolan persona
untuk
menjaga objektivitas isi tulisan
6. Ada keselarasan/keruntutan
antar
proposisi dan antar alinea
BAHASA
INDONESIA YANG
BAIK
DAN BENAR
Bahasa yang baik apabila maknanya
dapat dipahami oleh komunikan dan
ragamnya sudah sesuai dengan situasi.
Bahasa yang benar adalah bahasa dengan
ragam formal yang mengikuti
kaidah baku
Bahasa yang baik dan benar adalah
bahasa yang maknanya dapat dipahami dan sesuai dengan situasi pemakainya serta
tidak menyimpang dari kaidah yang telah dibakukan
Contoh:
-Kelas ini mesti dibikin bersih.
-Buku itu saya sudah baca.
-Rumahnya paman habis terbakar
-Bagi yang malas belajar jangan
masuk
kelas ini!
Ejaan :
Ejaan ≠ Mengeja
Ejaan adalah Seperangkat
aturan/kaidah pelambangan bunyi bahasa, pemisahan, penggabungan
dan penulisannya dalam suatu bahasa
Mengeja :
kegiatan melafalkan huruf, suku
kata, atau kata.
Ejaan = rambu-rambu yang harus
dipatuhi
Mengeja = pelafalan sesuai rambu
yang
Ditentukan
Ruang Lingkup EYD
1. Pemakaian huruf
2. Penulisan huruf
3. Penulisan kata
4. Penulisan unsur serapan
5. Pemakaian tanda baca (pungtuasi)
Pemakaian Huruf
Abjad
Membicarakan masalah yang
mendasar dari suatu
bahasa :
Vokal
Konsonan
Pemenggalan
Nama diri
Pemakaian Huruf
Pemenggalan
1. Pemenggalan kata dasar
a. Jika di tengah kata ada dua
huruf vokal berurutan
contoh: di-a, do-a, ta-at
b. Jika di tengah kata ada huruf
konsonan
contoh: ta-bu, ka-wan, ca-tur
c. Jika di tengah kata ada dua
huruf konsonan berurutan
contoh: ap-ril, swas-ta, han-dal
d. Jika di tengah kata ada tiga
atau lebih huruf konsonan
contoh: ab-sor-bsi, kon-klu-si, in-struk-si
2. Pemenggalan imbuhan
awalan dan akhiran, yang ditulis
serangkai dengan kata
dasarnya, dapat dipenggal:
contoh: ba-ca-lah
me-la-ri-kan
pra-sa-ra-na
3. Pemenggalan kata gabungan
kata yang terdiri lebih dari satu
unsur, dapat dipenggal:
contoh: bio-data atau bio-da-ta
intro-speksi atau in-tro-spek-si
Pemenggalan
4. Pemenggalan khusus
kata
yang mengandung sisipan (-el, -er, -em, -in), dapat
dipenggal:
tunjuk
-> telunjuk->telun-juk->te-lun-juk
Pemakaian Huruf
Nama diri
Penulisan nama diri harus mengikuti
EYD, kecuali ada
pertimbangan khusus.
contoh:
1. Pemakaian biasa
Rumahnya di Jalan Pajajaran
No. 5.
Ia berkantor di Jalan Budi
Utomo.
2. Pemakaian dengan pertimbangan
khusus
Ayahku dosen Universitas
Padjadjaran Bandung
Perkumpulan Boedi Oetomo didirikan
pada tahun 1908
Untuk penulisan kata biasa bukan
nama diri, untuk unsur kumia
x ditulis seperti
apa adanya, selain itu x diganti ks.
contoh:
1. Unsur kimia, ditulis apa
adanya
xenon (unsur kimia), Sinar
x (istilah ilmu pengetahuan)
x1, x2, x- (istilah dalam
matematika), satuan volt, watt
2. Kata-kata biasa bukan nama
diri
export ditulis ekspor,
extra ditulis ekstra,
complex
ditulis
kompleks, taxi ditulis taksi
Penulisan nama orang berlaku
ketentuan khusus, yaitu
mengikuti kebiasaan orang yang
punya nama meskipun
menyalahi EYD
contoh:
Judi Yudi Yudhi
Judie Yoedie Yudhie
Judy Yudy Yoedhy
Judhy Yoedy Yoedhie
Penulisan Huruf
Huruf Miring
1. Huruf miring dalam cetakan
dipakai untuk menuliskan
nama buku, majalah, surat kabar yang
dikutip dalam
karangan.( majalah Prisma,
tabloid Nova)
2. Huruf miring dalam cetakan
dipakai untuk menegaskan
atau mengkhususkan.(dia
muka menipu tapi ditipu)
3. Huruf miring dalam cetakan
dipakai untuk kata nama
ilmiah atau ungkapan
asing (nama ilmiah padi adalah
oriza sativa)
Penulisan Kata
Kata Dasar
Kata Turunan
Bentuk Ulang
Gabungan Kata
Kata Depan di, ke,
dari
Kata Sambung si,
sang
Singkatan dan akronim
Angka & Lambang Bilangan
Penulisan Kata
Kata Dasar
Ditulis sebagai satu kesatuan
Misal:
Buku itu sudah
saya baca
Kalimat di atas dibentuk dari 5
kata dasar
Kata Turunan
1. Imbuhan (awalan, sisipan,
akhiran)
ditulis serangkai dengan kata
dasarnya
Misal:
ketetapan
sentuhan
mempertanyakan
Penulisan Kata
Kata Turunan
2. Kata dasar berupa gabungan
kata,
awalan/akhiran ditulis serangkai
dengan kata dasar
Misal:
diberi tahu
bertanda tangan
beri tahukan
Penulisan Kata
Kata Turunan
3. Kata dasar berupa gabungan
kata,
awalan dan akhiran sekaligus,
ditulis
serangkai dengan kata dasar
Misal:
memberitahukan
ditandatangani
melipatgandakan
Penulisan Unsur
Serapan
a. Pengucapan dan penulisannya
disesuaikan
dengan kaidah bahasa Indonesia
Misal:
haemoglobin menjadi
hemoglobin
authentic menjadi autentik
colonel menjadi kolonel
central menjadi sentral
technique menjadi teknik
1. Tanda titik (.)
2. Tanda koma (,)
3. Tanda titik koma (;)
4. Tanda titik dua (:)
5. Tanda hubung (-)
6. Tanda pisah ()
panjangnya dua
kali
tanda hubung
7.
Tanda elipis (…)
8. Tanda tanya (?)
9. Tanda seru (!)
10. Tanda kurung ((…))
11. Tanda kurung siku ((…))
12. Tanda petik (“…”)
13. Tanda petik tunggal ((‘…’))
14. Tanda garis miring (/)
15.
Tanda penyingkat atau apostrop (‘)
PILIHAN
KATA/DIKSI
DIKSI
Penggunaan kata dalam
berbagai kesempatan harus memperhitungkan
ketepatan dan kesesuaiannya.
Tepat->makna,
logika, maksud
Sesuai-> konteks
sosial
MENGAPA DIKSI DIPERLUKAN?
Pilihan kata yang
tidak tepat dapat menyebabkan
ketidakefektifan bahasa dan
mengganggu kejelasan
informasi yang disampaikan.
Kapan kata-kata
berikut ini digunakan?
(1) Diam!
(2) Tutup mulutmu!
(3) Saya berharap Anda tenang.
(4) Jangan berisik!
(5)
Dapatkah Anda tenang sebentar?
Melambangkan gagasan
yang diekspresikan
secara verbal.
Membentuk gaya
ekspresi yang tepat
sehingga dapat diterima dengan
tepat oleh
pembaca.
komunikasi berjalan
baik
Suasana tepat
Mencegah perbedaan
tafsiran
Syarat ketepatan pemilihan kata
Syarat ketepatan
pemilihan kata :
makna Denotatif &
Konotatif
Kata Umum & Khusus
Kata Konkret dan
Abstrak
Pemakaian kata penghubung berpasangan
Makna Denotatif & Konotatif
Makna Denotatif :
Kata yang rujukannya tunggal atau
makna
kata yang sebenarnya, makna yang
tidak
memberikan peluang pada pembaca
untuk
memberikan
makna tambahan
Makna
Konotatif
Makna yang mengandung
asosiasi-asosiasi
tambahan,
makna yang tidak sebenarnya
Kata Umum & Khusus
Kata umum/subordinat :
acuannya lebih luas
Contoh : Ikan
bermacam-macam jenis ikan
Kata khusus/hiponim :
acuannya lebih
khusus
Contoh : lele, tuna
nama jenis ikan
Semakin luas ruang
lingkup suatu kata, maka makin
umum sifatnya. Makin umum suatu
kata, makin
terbuka kemungkinan salah dalam
pemaknaannya.
perlahan-lahan
Kata Konkret & Abstrak
Kata konkret : kata
yang mudah diserap
pancaindra
Contoh: meja, rumah, air, cantik,
hangat,
wangi, suara
Kata Abstrak: Tidak
mudah diserap
pancaindra
Contoh: keinginan, angan-angan,
perdamaian,
kebahagiaan
Kata Penghubung Berpasangan
Jarak antara
Surabaya dengan Sidoarjo hanya 27 km.
Ia tidak memerlukan
hadiah uang, melainkan barang
Baik anak ataupun
cucu semua datang di pesta itu.
Bukan aku yang
tidak mau, tetapi dia yang tidak suka
antara …. dan
…
tidak …, tetapi
…
baik ….maupun
…..
bukan …, melainkan …..
KALIMAT ?
• Kalimat merupakan bentuk bahasa atau
wacana yang digunakan sebagai sarana untuk menuangkan dan menyusun gagasan
secara terbuka agar dapat dikomunikasikan kepada orang lain (Mustakim, 1994).
• Kalimat adalah bagian ujaran yang
mempunyai struktur minimal subjek dan predikat, mempunyai intonasi dan bermakna
(Finoza, 2003)
Unsur Kalimat
Unsur kalimat adalah unsur sintaksis (jabatan kata/peran
kata) yang terdiri dari:
- Subjek (S)
- Predikat (P)
- Objek (O)
- Pelengkap (Pel)
- Keterangan (Ket)
• Melalui kalimatlah karya ilmiah atau gagasan ilmiah
akan ditulis atau diinformasikan.
• Kalimat terdiri dari: huruf, kata, frasa
(kelompok
kata), tanda baca kadang tidak bermakna.
– contoh , . ! adakah
maknanya?
• Kata dan frasa tidak mempunyai struktur dan tidak
dapat mengungkapkan maksud dengan
jelas, kecuali sebagai kalimat minor
– contoh tidak, tidak mau
SUBJEK
• Bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, sosok
(benda), semua hal, atau masalah yang
menjadi pangkal/pokok pembicaraan.
• Subjek biasanya berisi:
– Kata/frasa benda
• Meja direktur besar.
• Ayahku sedang membuat program.
– Klausa
• Yang berkumis tipis adalah kekasihku.
– Frasa verbal
• Membangun sistem informasi akuntansi sangat mahal.
KESIMPULAN Subjek
• Subjek biasanya berisi Kata/frasa, klausa, frasa verbal.
• Dapat pula dikenali dengan cara memakai kata
tanya siapa (yang), apa (yang) kepada
PREDIKAT.
• Jika jawaban tidak logis maka tidak ada Subyek
– Contoh:
• Di sini melayani resep obat generik.
• Bagi siswa sekolah dilarang masuk.
PREDIKAT
• Amatilah contoh di bawah ini:
– Ibu sedang tidur siang.
– Putrinya cantik jelita.
– Kota Tanggulangin dalam acaman lumpur.
– Lusi seorang penyanyi.
• Bandingkan dengan contoh yang tiga ini:
– Adik saya yang imut dan lucu…
– STIKOM yang terletak di jalan Kutisari…
– Surabaya yang terkenal sebagai kota
Pahlawan
Kalau begitu apa itu PREDIKAT?
• Predikat menyatakan :
– keadaan yang dilakukan oleh S
– Sifat, situasi, status, ciri atau jati diri S
– Jumlah sesuatu yang dimiliki S
• Bagian kalimat menghubungkan antar S dengan O dan
K
• Dapat berupa kata/frasa berkelas verba, adjektifa,
numeralia (kt. Bilangan), dan
nomina (benda)
Mari kita cermati contoh tadi:
• Ibu sedang tidur siang
melakukan apa ibu?
• Putrinya cantik jelita bagaimana
putrinya?
• Kota Tanggulangin dalam acaman lumpur.
Bagaimana situasi kota Tanggulangin?
• Lusi seorang penyanyi memberi
tahu status
Lusi.
Mari mencermati contoh lagi:
• Adik saya yang imut dan lucu. tidak
ada satu kata pun sebagai (P) tidak ada jawaban apa yang
dilakukan adik yang imut dan lucu?
• STIKOM yang terletak di Jln. Raya Kedungbaruk.
Ada apa dengan STIKOM
yang terletak di Jln. Raya Kedungbaruk?
OBJEK
• Cermatilah contoh 1 di bawah ini:
– Harmanto membuat …
– Anisah merancang …
– Programer mengerjakan …
– Animator mengerjakan …
• Bandingkan dengan contoh 2 ini:
– Nenek mandi.
– Ayah tidur.
– Tamunya pulang.
• Apa yang Anda simpulkan dari contoh 1?
- Dibutuhkan O untuk melengkapi P
- P diberi imbuhan butuh O
• Apa yang Anda simpulkan dari contoh 2?
- tanpa O sudah jelas
• Apakah ada perbedaan?
ADA
• Objek pada umumnya diisi oleh nomina, frasa
nominal,
atau klausa.
– Nomina = buku
– Frasa Nomina = buku sejarah
– Klausa = buku sejarah pertempuran bangsa Melayu
• Letak O selalu di belakang P yang
berupa verba transitif,
yaitu verba yang memerlukan O
– Contoh:
– Harmanto membuat …
– Sistem analisis merancang …
Membuat, merancang verba transitif P yang memerlukan
O
PELENGKAP
• Mari mencoba menganalisis kalimat berikut ini:
1. Dosen membacakan nilai.
S P O
2. Banyak orsospol berlandaskan Pancasila
S P Pel
PELENGKAP
1. Nilai dibacakan oleh dosen.
2. Pancasila // dilandasi oleh // banyak
orsospol.
3. Hasil ubahan dari contoh No. 2 sama
sekali tidak gramatikal dalam bahasa
yang sederhana TIDAK LAZIM
KESIMPULAN PELENGKAP
• Pelengkap atau komplemen adalah bagian kalimat
yang melengkapi P.
• Letak Pelengkap umumnya di belakang P yang berupa
verba.
• Seringkali kita dibuat bingung antara Pelengkap
dan O.
• Pelengkap tidak dapat menjadi Subyek bila
dipasifkan.
KETERANGAN (Ket)
• Bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal
tentang bagian kalimat yang
lainnya.
• Unsur Ket dapat berfungsi untuk menerangkan S,
P, O, dan Pel.
• Dimanakah posisi keterangan itu? Bisa di awal,
tengah, dan akhir kalimat S-P-O
• Arema Malang / mengalahkan / Persebaya Surabaya.
• Lumpur Sidoarjo / membanjiri / rumahku. S-P-Pel
• Negara kita / berlandaskan / hukum.
• Keputusan hakim / sesuai dengan / tuntutan jaksa.
• Adik bungsu saya / merasa / tersisihkan
S-P-Ket
• Virus komputer / menyebar / di Surabaya.
• STIKOM / menghadap / ke utara.
• Pembunuhan itu / terjadi / tadi malam.
S-P-O-Pel
• Yanto / menghadiahi / pacarnya / jam tangan.
• Beliau / menyerahkan / keputusan rapat /
kepada kita
S-P-O-Ket
• Mereka/memperlakukan/saya/dengan sopan.
• Pemerintah/menaikkan/harga BBM/mulai
tanggal 1 Juli 2005.
S-P-O-Pel-Ket
• Para programer/membuat/aplikasi/sistem informasi
akuntansi/dengan cepat.
• Anak saya/membuatkan/temannya/ proposal
penelitian/dengan komputer
Penulisan Karangan Ilmiah
Macam Karangan
► Karangan non ilmiah : karangan yang tidak terikat
pada karangan baku
Misal: anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, novel,
roman, dan naskah drama
► Karangan semi ilmiah atau ilmiah populer: karakteristiknya
berada di antara ilmiah dan non-ilmiah
Misal: artikel, editorial, opini, resensi buku,
esai
► Karangan ilmiah: memiliki aturan baku dan
sejumlah persyaratan khusus yang menyangkut metode dan penggunaan bahasa.
Misal: makalah, laporan, skripsi, tesis, disertasi
Karangan Ilmiah
►Karangan ilmiah adalah karya tulis yang didalamnya
berisi gagasan ilmiah, disusun
dengan menggunakan bahasa ilmiah, berdasarkan hasil
penyelidikan/fakta-fakta
ilmiah, dapat dibuktikan secara empiris, dan ditulis
dengan teknik penulisan ilmiah.
►Penyusunan dan penyajian karya didahului
oleh studi pustaka dan studi lapangan Manfaat
Penyusunan Karangan Ilmiah
►Penulis akan terlatih mengembangkan
ketrampilan membaca yang efektif.
►Penulis akan terlatih mengembangkan hasil
bacaan dari berbagai sumber bacaan.
►Kecermatan pemilihan kata/diksi
►Contoh:
Kemajuan informasi pada era globalisasi
ini dikhawatirkan akan terjadi pergeseran nilai
moral bangsa Indonesia terutama pengaruh budaya
barat yang masuk ke negara Indonesia
yang dimungkinkan tidak sesuai dengan nilainlai budaya
dan moral bangsa Indonesia.
Pada era globalisasi informasi ini
dikhawatirkan
akan terjadi pergeseran nilai-nilai moral bangsa Indonesia
terutama karena pengaruh budaya
Barat yang masuk ke Indonesia.
Lugas
►Diungkapkan secara langsung
►Contoh:
Para pendidik yang kadang kala atau
bahkan sering kena getahnya oleh ulah sebagian
anak-anak mempunyai tugas yang tidak bisa dikatakan
ringan.
Para pendidik yang kadang-kadang atau
bahkan
sering terkena akibat ulah sebagian anak-anak yang
mempunyai tugas berat.
Jelas, Bertolak dari Gagasan, Formal
►Jelas: Tidak menggunakan kalimat yang
bertele-tele
►Bertolak dari Gagasan: tidak melenceng
►Formal:
Adanya kelengkapan unsur wajib (subyek
dan
predikat)
Menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan
Benar
Obyektif, Konsisten
►Obyektif : Tidak emosional dan memihak
►Konsisten: penggunaan istilah dan
Penyebutan
SYARAT UTAMA DALAM MEMBUAT KALIMAT
• Dipenuhinya unsur-unsur penting dalam kalimat
(minimal Subjek dan Predikat).
• Harus memperhatikan aturan-aturan dalam menggunakan
ejaan.
• Harus memperhatikan pemilihan kata (diksi).
• Harus mengandung makna secara jelas dan dapat
dimengerti oleh orang lainide pokok atau ide penjelas.
CONTOH
(1) Ia ditembak mati ketika masih bertugas sebagai
militer di Timor Timur.
(2) Ia masih dalam tugas militer di Timor Timur
ketika di tembak mati.
Alinea / Paragraf
• Satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan
hasil penggabungan beberapa kalimat.
• Dimungkinkan juga alinea yang hanya satu kalimat
Berdasarkan fungsinya, struktur alinea
diklasifikasikan dalam 2 macam :
- Kalimat topik/kalimat pokok
- Kalimat penjelas/pendukung
Ciri-ciri Kalimat Topik:
• Mengandung ide pokok/gagasan pokok yang potensial
untuk dirinci dan diuraikan lebih
lanjut;
• Merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri
sendiri;
• Mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus
dihubungkan dengan kalimat lain;
• Dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambungan
Ciri-ciri Kalimat Penjelas
• Sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri
sendiri (dari segi arti);
• Arti kalimat ini kadang-kadang baru jelas setelah
dihubungkan dengan kalimat lain dalam
satu alinea;
• Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung dan frasa transisi;
• Isinya berupa rincian, keterangan, contoh serta
data tambahan lain yang bersifat mendukung
kalimat topik
• Perlu kesatuan
• Perlu kepaduan.
• Kesatuan membicarakan satu gagasan
• Kepaduan seluruh kalimat saling
terkait, mendukung gagasan tunggal
• Berguna untuk memudahkan dalam memahami
pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam
suatu karangan.
Jenis Alinea
• Menurut posisi kalimat topiknya:
▫ alinea deduktif
▫ alinea induktif
▫ alinea deduktif-induktif
▫ alinea penuh kalimat topik
• Menurut sifat isinya
▫ alinea persuasif
▫ alinea argumentatif
▫ alinea naratif
▫ alinea deskriptif
▫ alinea ekspositoris
Jenis Alinea
• Menurut fungsinya dalam karangan
▫ alinea pembuka
▫ alinea pengembang
▫ alinea penutup
Alinea Deduktif
• Kalimat utama terletak di awal paragraf
• Menyajikan pokok permasalahan terlebih
dahulu (urutan khusus ke umum)
Alinea Induktif
• Kalimat utama terletak di akhir paragraf
• Menyajikan pokok permasalahan terlebih
dahulu (urutan umum ke khusus)
Alinea
• Alinea Deduktif – Induktif :
Bila kalimat pokok ditempatkan pada bagian
awal dan akhir alinea.
• Alinea Penuh Kalimat Topik :
▫ Bila seluruh kalimat yang membangun alinea sama
pentingnya sehingga tidak satupun kalimat
tersebut menjadi kalimat topik.
▫ Sering dijumpai dalam uraian bersifat deskriptif
dan naratif, terutama dalam karangan fiksi.
Alinea Menurut sifat isinya
• Alinea persuasif, jika isi alinea
mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca
• Alinea argumentatif, jika isi alinea
membahas buktibukti atau alasan yang kuat, mendukung, atau meyakinkan.
• Alinea naratif, jika isi alinea menuturkan
peristiwa atau keadaan dalam bentuk cerita
• Alinea deskriptif, jika isi alinea
melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan bahasa
• Alinea ekspositoris, jika isi alinea
memaparkan sesuatu fakta atau kejadian tertentu.
Alinea Menurut sifat isinya
• Alinea persuasif banyak dipakai dalam penulisan
iklan terutama advertorial yang
mengisi lembaran koran atau majalah.
• Alinea argumentatif, deskriptif, dan ekspositoris
umumnya dipakai dalam
karangan ilmiah.
Ketiga jenis alinea tersebut bahu membahu membangun
karangan
• Alinea naratif sering dipakai dalam
karangan fiksi atau non ilmiah
Alinea menurut fungsinya
• Alinea Pembuka
▫ Isi alinea pembuka bertujuan mengutarakan suatu
aspek pokok pembicaraan dalam karangan
▫ Difungsikan untuk:
Menghantar pokok pembicaraan;
Menarik minat dan perhatian pembaca;
Menyiapkan atau menata pikiran pembaca
untuk mengetahui isi seluruh karangan.
▫ Dapat memanfaatkan
Kutipan, peribahasa, anekdot;
Uraian mengenai pentingnya pokok
pembicaraan;
Suatu tantangan atas pendapat atau
pernyataan seseorang;
Uraian tentang pengalaman pribadi;
Uraian mengenai maksud dan tujuan
penulisan
Sebuah pertanyaan
Alinea menurut fungsinya
▫ Bertujuan mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan
yang sebelumnya telah dirumuskan dalam alinea pembuka
▫ Difungsikan untuk:
Mengemukakan inti persoalan;
Memberi ilustrasi atau contoh
Menjelaskan hal yang akan diuraikan pada
alinea
berikutnya
Meringkas alinea sebelumnya
Mempersiapkan dasar atau landasan bagi
simpulan
Alinea menurut fungsinya
• Alinea Penutup
▫ Berisi simpulan bagian karangan
▫ Dimaksudkan untuk mengakhiri karangan
▫ Tidak boleh terlalu panjang
▫ Harus berisi simpulan sementara atau
simpulan akhir sebagai cerminan inti karangan
▫ Dapat menimbulkan kesan yang mendalam bagi
pembaca
Pengembangan Alinea
Pengembangan Alinea
Berkaitan dengan :
►Posisi kalimat topik
►Fungsi alinea
►Sifat informasi yang akan
disampaikan
(persuatif, argumentatif,
naratif, deskriptif,
atau ekspositoris)
Pengembangan Alinea
►Metode Definisi
►Metode Proses
►Metode Contoh
►Metode Sebab-akibat/
akibat-sebab
►Metode Umum-khusus/ khusus-umum
►Metode Klasifikasi
►Metode Perbandingan
DEFINISI dan CIRI KALIMAT EFEKTIF
• Kalimat efektif ialah kalimat
yang benar, jelas, dan mempunyai makna yang mudah dipahami oleh
pembaca secara tepat.
• Ciri-ciri kalimat efektif:
(1) kesepadanan/kepadanan
struktur (kesatuan/koherensi),
(2) keparalelan/kesejajaran
bentuk,
(3) ketegasan/penekanan kata,
(4) kehematan kata,
(5) kepaduan gagasan,
(6) kelogisan bahasa,
(7) Kevariasian
1. KESEPADANAN
STRUKTUR BAHASA
• Kesepadanan ialah keseimbangan
antara gagasan dan struktur bahasa yang digunakan.
BEBERAPA CIRI KESEPADANAN
• Mempunyai struktur jelas.
• Kejelasan subjek dan predikat
dapat dilakukan
dengan tidak menggunakan kata
depan: di,
dalam, bagi, untuk, pada, sebagai,
tentang,
mengenai, menurut, dan sebagainya
yang
ditempatkan di depan subjek.
• Tidak terdapat subjek ganda.
• Predikat kalimat tidak
didahului oleh kata yang.
KEPARALELAN ATAU
KESEJAJARAN
BENTUK
• Keparalelan atau kesejajaran
bentuk adalah terdapatnya unsur-unsur yang sama derajatnya,
sama pola atau susunan kata dan
frasa yang dipakai di dalam kalimat.
KETEGASAN ATAU PENEKANAN
KATA
• Merupakan perlakuan khusus pada
kata tertentu dalam kalimat sehingga berpengaruh
terhadap makna kalimat secara
keseluruhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar